Tugas
Teori
Organisasi Umum 1 #
Judul
:
Kepemimpinan
Pengarang
:
Rangga
Malela
17113273
2KA35
Universitas
Gunadarma
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH S.W.T yang telah memberi Hidayah kepada umat Nya. Jika
bukan karena Nya ( ALLAH S.W.T ), maka Tugas saya ini tidak akan pernah
selesai, Saya mengerjakan Tugas ini
merupakan Tugas dari Dosen Teori Organisasi Umum 1# Universitas Gunadarma.
Semoga Rahmat Nya senantiasa Tercurah
kepada junjungan kita, Nabi Besar kita MUHAMMAD S.A.W, Kekasih Pilihan ALLAH
S.W.T, Semoga Rahmat Nya selalu tercurah untuk Anak, Sahabat maupun Saudara
kita nantinya.
Bekasi,
06 Desember 2014
Rangga
Malela
BAB
1
PENDAHULUAN
B. Ruang
Lingkup
Agar Pembahasan
dalam Penulisan ini tidak terlalu luas maka, penulisan hanya mengambil masalah
tentang Pengertian, Jenis dan Fungsi dari Kepemimpinan saja, yang di sajikan secara singkat dengan
Bahasa Saya Sendiri.
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
Dari Penulisan ini untuk memenuhi Tugas Teori Organisasi Umum 1 #. Dan
Bertujuan agar para Khalayak yang setelah membaca Penulisan saya ini akan
mengerti apa itu Kepemimpinan beserta Jenis dan juga Fungsi-fungsi nya.
D. Manfaat
Penulisan
Saya
Berharap agar para Khalayak yang setelah membaca Penulisan Saya ini semua orang
akan mengerti Betapa Pentingnya menjadi Seorang pemimpin bagi Sekitar dan terlebih Bagi Diri kita Sendiri
bagi yang membaca Penulisan saya ini. Dan yang lebih penting akan dapat
mengamalkan ilmu yang di dapat dari berbagai Organisasi yang sudah dan akan di
ikutin nantinya.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Sedangkan menurut
Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut
Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka
mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,
penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
- PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berasal dari Bahasa Inggris leader yang
memiliki arti pemimpin atau tokoh. Selain itu pemimpin juga memiliki arti
secara luas meliputi proses mempengaruhidalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut atau anggota untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Pengertian dari kepemimpinan memiliki banyak sekali
pendapat dari para ahli, hal ini dikarenakan setiap orang memandang pemimpin
dari sudut pandang yang berbeda-beda. Seorang pemimpin memberikan pengaruh
kepada anggota atau bawahan yang dipimpinnya. Setiap anggota tentunya
mendapatkan pengaruh yang berbeda-beda karena pada dasarnya setiap orang
memiliki cara pandang yang berbeda.
Teori tentang kepemimpinan selalu mengalami perubahan
dari masa ke masa. Hal ini dipengaruhi oleh cara pikir orang yang selalu
berkembang sehingga pemahaman atau pengertian dari kepemimpinan selalu
berkembang. Pada dasarnya semua pengertian memiliki kekurangan dan kelebihan
karena disesuaikan dengan situasi dan masalah yang dihadapi.
Teori yang pertama berkembang hingga tahun 1940-an yaitu
teori kepimpinan yang didasarkan pada teori sifat. Pada teori ini seorang
pemimpin haruslah memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan yang bukan pemimpin.
Sifat
yang dimiliki seorang pemimpin misalnya ambisi dan erergi, keinginan untuk
memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri dan lain-lain.Menurut
teori ini sifat seseorang merupakan bawaan dari lahir sehingga seseorang yang
tidak memiliki sifat kepemimpinan tidak dapat menjadi pemimpin yang baik.
Selanjutnya pada tahun 1940-an hingga 1960-an berkembang
teori kepemimpinan berdasarkan pada teori tingkah laku. Pada teori ini tingkah
laku seorang pemimpin berbeda dengan tingkah laku bawahanya atau anggotanya yang
bukan pemimpin.Berdasarkan teori tingkah laku seorang pemimpin dapat diajarkan
sehingga untuk menjadi pemimpin yang baik hanya perlu berusaha dan berlatih
secara terus menerus.
Teori kepemimpinan yang berkembang antara tahun 1960-an
sampai tahun 1970-an teori kemungkinan. Teori ini juga bisa disebut teori
situasional, karena keberhasilan seorang pemimpin tidak berdasarkan sifat atau
tingkah laku akan tetapi dipengaruhi oleh situasi tertentu. Sehingga setiap
situasi memerlukan cara atau gaya yang berbeda-beda untuk mengatasinya.
Antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an berkembang
teori kepemimpinan mutakhir, seperti teori kepemimpinan atribusi, teori
kepemimpinan karismatik dan teori kepemimpinan transformasional atau
kepemimpinan transaksional. Teori atribusi menyatakan bahwa kepemimpinana
hanyalah sebuah atribusi yang dibuat oleh orang (bawahan atau anggota) kepada
orang lain (pemimpin).
Teori kepemimpinan karismatik menyatakan bahwa seorang
pemimpin memiliki pengaruh luar bisasa pada oraganisasi. Hal ini
dikarenaka seorang pemimpin memiliki tingkat kepemimpinan yang tinggi, dominasi
kepemimpinana, serta keyakinan akan kebenaran moral dari keyakinannya.
Sedangkan teori kepemimpinan transformasional adalah teori yang mengemukakan
bahwa seorang pemimpin memandu atau memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan
dan penegasan pada tugas bawahan masing-masing.Pemimpin memberikan pertimbangan
dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan memiliki karisma.
JENIS KEPEMIMPINAN
Banyak teori yang mengungkapkan tentang kepemimpinan,
sehingga muncul banyak jenis-jenis kepemimpinan yang dipahami dan juga
diterapkan pada saat ini.Semua jenis kepemimpinan juga memiliki kekurangan dan
kelebihan sehingga dalam penerapannya perlu memperhatikan banyak hal. Pada bab
ini akan membahas 6 jenis atau model kepemimpinan yang ada. Yaitu: Koersif,
otoritatif, afiliatif, demokratis,pecesetting, dan coaching yang tentunya
memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing.
- Koersif
Jenis kepemimpinan ini bisa juga disebut dengan kepemimpinan
otoriter. Pada jenis ini seorang pemimpin akan memerintah sesuai dengan
kehendaknya sendiri tanpa ada orang yang boleh membantah semua perintahnya.
Menurut pendapatnya seorang bawahan hanya akan bekerja jika diperintah. Selain
itu pemimpin sudah menetukan ketentuan dari awal sehingga pada saat pelaksanaan
tidak ada rencana atau usulan dari bawahannya. Pemimpin menjalankan semuannya
sesuai dengan kehendak hati sang pemimpin sehingga bawahan hanya tinggal
menjalankan apa saja tugasnya.
Kelebihan dari tipe ini adalah ketika sebuah organisasi
atau kelompok membutuhkan pengambilan keputusan secara mendadak dengan cepat
dan tepat. Pengambilan keputusan akan difikirkan secara matang tanpa
dipengaruri oleh orang lain. Selain itu saat pengambilan keputusan tidak perlu
dengan adanya diskusi atau rapat dan terjadi perdebatan dari berbagai pihak
yang hanya akan membuat keputusan tidak segera diambil. Sehingga pengambilan
keputusan akan lebih cepat dan tepat jika diambil oleh seorang pemimpin saja.
Selain itu pemimpin dengan jenis ini akan menumbuhkan sikap disiplin dari
anggota atau bawahannya.
Selain kelebihan jenis kepemimpinan ini juga memiliki
kekurangan. Yaitu ketika pelaksanaan tugas atau pelaksanaan program-program
yang direncanakan bawahan atau anggota kelompok tidak bisa berfikir kreatif dan
akan mudah bosan. Hal ini dikarenakan apa yang dikerjakan sudah ditentukan oleh
pemimpinnya dan bawahannya tidak boleh melakukan hal lain yang tidak sesuai
dengan ketentuan. Selain itu tidak akan ada perubahan pada organisasi atau
kelompok tersebut karena pemimpinnya sulit untuk menerima perubahan dan usulan
dari bawahan atau anggotanya.
- Otoritatif
Jenis pemimpin ini bukan jenis pemimpin yang oteriter,
akan tetapi pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan
kejelasan visi yang ia paparkan. Seorang pemimpinakan menjadikan orang lain
bergerak menuju sebuah visi yang sudah ditentukan dengan bersemangat karena ia
akan memberikan penghargaan yang pantas dan tujuan yang jelas tidak hanya untuk
jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Pemimpin akan melakuakn
perubahan-perubahan untuk mencapai visi dari organisasi tersebut. Pemimpin
jenis ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mudah mempengaruhi orang
lain untuk bekerja sama.
Otoratif juga memiliki kekurangan yaitu saat organisasi
yang dipimpinnya memerlukan keputusan yang cepat dan tepat dalam keadaan yang
mendesak. Pemimpin jenis ini akan terlalu lama menentukan keputusan apa yang
harus diambil. Selain itu pemimpin akan mengalami kesulitan saat anggota atau
bawahannya tidak setingkat dengannya. Maksudnya para anggota atau bawahannya
tidak mampu berfikir kreatif untuk sebuah perubahan. Selain itu pemimpin akan
mengalami kesulitan saat bersama dengan tim ahli. Pemimpin ini akan dianggap
terlalu angkuh atau sombong karena selalu berfikir kedepan dan menganggap orang
lain tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan seperti dirinya.
Kepemimpinan yang otoritatif juga memiliki
kelebihan yaitu ketika seorang pemimpin bertemu dengan anggota yang sepadan.
Maksudnya, anggota yang mampu diajak bekerjasama dan mampu membuat
perubahan-perubahan sesuai dengan kemajuan jaman.
- Afiliatif
Kepemimpinan yang afiliatif adalah seorang pemimpin yang
memberikan jalan bagi anggotanya untuk bertindak.Seorang pemimpin mengedepankan
kebahagiaan dari anggotnya. Setiap anggotanya memiliki kesempatan yang sama
dalam memberikan ide-ide untuk kemajuan dari organisasi. Pemimpin akan sangat
disenangi oleh semua bawahan atau anggotanya karena dalam organisasi semua
memiliki sifat terbuka.
Kelemahan dari teori ini adalah anggotanya akan merasa
ketergantungan kepada pemimpinnya, karena pemimpin selalu membantu dan
mengedepankan anggota atau bawahannya, pemimpin ibarat sebatang lilin yang rela
terbakar untuk menerangi sekelilinganya. Selain itu apabila seseorang yang
belum mengenal pemimpin tersebut akan menganggap remeh pemimpinnya, karena
seorang pemimpin selalu terbuka dengan masalah yang dihadapi dan meminta
pendapat dari bawahannya sehingga orang akan menanggap bahwa pemimpinnya tidak
memilii kemampuan yangn memadai.
Selain itu teori ini memiliki kelebihan yaitu terjadi
harmonisasi antara pemimpin dan bawahannya karena adanya keterbukaan. Sehingga
dalam mencapai tujuan organisasinya dapat saling bekerja sama dengan
baik.Kelebihan yang paling utama adalah para anggotanya merasa senang karena
pemimpin memprioritaskan semua kegiatan dan tujuannya pada anggotanya.
- Demokatis
Kepemimpinan jenis ini mengedepankan pendapat dari
anggota untuk mengambil keputusan sehingga setiap masalah diselesaikan dengan
cara musyawarah dan mufakat. Kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan
afiliatif akan tetapi perbedaannya adalah seorang pemimpin tidak mengedepankan
kebahagiaan dari anggotannya akan tetapi tujuan keterbukaan adalah untuk saling
faham satu sama lain sehingga bisa tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil
keputusan sesuai dengan suara terbanyak dari anggota.
Kelemahan dari kepemimpinan jenis ini adalah jika seorang
pemimpin tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat dan terjadi kontra anatar
anggota, selain itu apabila anggota tidak sefaham atau memiliki carapandang
yang berbeda dengan pemimpin sehingga pada saat pengambilan keputusan tidak
terjadi titik temu hanya saling berdebat satu sama lain. Pengambilan keputusan
juga tidak selalu sesuai karena suara terbanyak belum tentu keputusan yang
terbaik.Adakalanya suara terbanyak justru menjerumuskan kehal-hal yang tidak
baik.
Akan tetapi jenis kepemimpin ini juga memiliki kelebihan
yaitu terjadinya ketrebukaan antara anggota dan pemimpin jadi semua masalah
yang terjadi dalam organisasi diketahui oleh semua anggota dan dapat turut
menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga pemimpin juga tidak terlalu terbebani
akan masalah yang dihadapi karena ditanggung bersama.
- Pacesetting
Jenis kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin
membutuhkan atau menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Pemimpin membuat
standar-standar yang harus dipenuhi oleh setiap anggotanya agar tercapai apa
yang diinginkan pemimpinnya. Seorang pemimpin akan mengambil alih tugas dari
anggotanya apabila apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan standar yang ia
tetapkan. Pemimpin tidak segan-segan untuk mengganti anggota dengan orang lain
jika ia merasa tidak cocok atau tidak memenuhi standar.
Kelemahan dari jenis kepemimpinan ini adalah jika
angotanya adalah orang yang tidak suka berkembang atau sulit memotivasi diri
maka anggota merasa tidak dianggap oleh pemimpin dan menjadi malas untuk
mengerjakan tugasnya dan pada akhirnya hanya akan diganti dengan yang
lain.Pemimpin memiliki banyak pekerjaan karena mengontrol setiap kegiatan dari
anggotanya bahkan mengambil alih setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan
standarnya.
Kelebihan dari jenis ini adalah apa yang dilakukan oleh anggota
dari organisasi selalu sempurna. Karena sesuai dengan standar yang ditentukan
oleh pemimpin. Selain itu pemimpin jenis ini juga akan sangat maju jika bertemu
dengan anggota yang senang bekerja dan mampu membangun motivasi dirinya.
Sehingga anggotanya akan memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemimpin
jadi semua dapat selesai sesuai target.
- Coaching
Jenis kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan
pacesetting karena pemimpin ini juga menuntut kesempurnaan dari anggotanya.
Akan tetapi jenis ini menetukan ketentuan yang berbeda-beda untuk setiap
orang.Pemimpin ini menuntut anggotanya untuk berkembang sesuai dengan kemampuan
dan bakat yang dimiliki masing-masing anggota. Karena pemimpin berpendapat
bahwa dengan berkembangnya anggota maka akan berkembang pula organisasi yang
dipimpinnya.
Kelemalan dari kepemimpinan jenis ini adalah seorang
pemimpin memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkan anggotannya
satu-persatu karena setiap individu berbeda-beda sehingga perlu diadakan
pembicaraan secara langsung dengan anggota satu persatu. Selain itu anggota
yang malas akan merasa tertekan karena selalu dituntut untuk melakukan hal-hal
tertentu.
Selain kelemahan tentunya jenis kepemimpinan ini juga
memiliki kelebihan yaitu pemimpin akan mengenali semua anggota yang ada dalam
organisasinya. Hal ini juga dapat untuk menggali kemampuan terpendam dari
anggotanya dan juga memperbaiki kelemahan-kelemahan dari anggotanya.
Fungsi kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2
aspek yaitu :
> Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi
kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
> Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan
planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka
kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan
dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan
berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok
masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan
berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam
situasi sosial keiompok atau organisasinya.
Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki
dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada
tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok
kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui
keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari
Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu:
1.
Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan
apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu
memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2.
Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai
komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3.
Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari
tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4.
Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan
pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi
sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi
kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan
dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin
seorang diri.
5.
Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
No comments:
Post a Comment